Keyword Stuffing: Ciri, Contoh, dan Dampaknya

DATE
READING DURATION
5 Mins
SHARE
keyword-stuffing-dreambox

Optimalkan SEO Anda: Hindari Praktik Keyword Stuffing

Keyword stuffing sering disepelekan ketika menulis artikel SEO. Padahal faktanya, dampak dari penumpukan kata kunci ini akan berdampak buruk pada performa SEO. Apabila performa SEO menurun, maka peringkat website bisnis Anda di mesin pencari pun ikut terpengaruh.

Selain itu, pengalaman pengguna atau user experience terhadap konten Anda yang penuh dengan kata kunci dipastikan kurang nyaman. Jadi, penumpukan kata kunci cenderung berdampak negatif daripada positifnya. 

Oleh sebab itu, Anda perlu mencegah penumpukan kata kunci agar performa SEO, peringkat website, hingga pengalaman penggunanya tidak memburuk. Bagaimana cara pencegahannya? Baca artikel ini hingga akhir!

Apa itu Keyword Stuffing?

Praktik yang juga disebut sebagai penumpukan kata kunci ini merupakan kegiatan memasukkan jumlah kata kunci berlebihan pada sebuah artikel. Menumpuk kata kunci ini bertujuan agar website memiliki visibilitas serta peringkat yang lebih tinggi di Google. 

Sebab, cara pandang bahwa keyword atau kata kunci adalah jalan utama menaikkan ranking serta meningkatkan traffic situs web  masih dipegang erat. Padahal, kini faktanya kata kunci bukan lagi faktor utama untuk bisa ranking di Google. 

Namun, terlepas dari hal tersebut pertama-tama Anda perlu memahami bahwa praktik penumpukan kata kunci memang kurang efektif dan efisien untuk dilakukan. Bayangkan saja posisi Anda sebagai pembaca konten, yang kurang nyaman membaca artikel penuh dengan kata kunci karena kalimat jadi tidak enak dibaca.

Lalu, algoritma Google pun kini semakin cerdas. Konten website dengan jumlah kata kunci tidak wajar akan diturunkan peringkatnya oleh Google. Artikel yang menerapkan penumpukan kata kunci pun memiliki peluang yang rendah untuk muncul di halaman pertama. Jadi, praktik ini sebaiknya Anda hindari.

4 Karakteristik Keyword Stuffing

Apabila sebuah artikel atau konten menerapkan keyword stuffing, maka Anda akan mendapati karakteristik artikel menyerupai ciri-ciri di bawah ini: 

  1. Artikel memiliki paragraf berisi kata-kata yang tidak berhubungan atau terkait antara satu kalimat dengan kalimat lain;
  2. Artikel memiliki kata-kata yang kurang relevansinya dengan konteks yang sedang dibahas;
  3. Artikel memiliki kata kunci terlalu banyak sehingga bisa Anda temukan hampir di setiap paragraf;
  4. Artikel terkesan memaksa dan kurang nyaman untuk dibaca.

Contoh Penggunaan Keyword Stuffing

Mari lihat contoh penggalan paragraf pada artikel dengan kata kunci ‘sewa motor Bandung’ di bawah ini:

“Anda punya rencana liburan ke Bandung? Kami menyediakan sewa motor Bandung terbaik yang harganya terjangkau. Memang betul bahwa sewa motor Bandung mudah ditemukan, namun sewa motor Bandung tersebut belum tentu menawarkan layanan terbaik. Jadi, hati-hati agar tidak salah pilih sewa motor Bandung nantinya.”.

Paragraf di atas cenderung mengulang terlalu banyak kata kunci, sehingga terkesan berputar-putar dan tidak bisa dipercaya.

3 Dampak Negatif dari Keyword Stuffing

Penumpukan kata kunci ini memberikan dampak negatif yang cukup signifikan. Berikut adalah tiga di antaranya:

  1. Google akan melabeli website sebagai spam. Sebab, kata kunci yang berlebihan dianggap tidak relevan dan menghambat perkembangan website;
  2. Peringkat website menurun. Google juga akan menurunkan peringkat website Anda dari Search Engine Result Page (SERP), sehingga visibilitas website terganggu dan pengguna akan kesulitan menemukan situsnya;
  3. Website kehilangan pengunjung. Akibat konten kurang menarik dan susah untuk dinikmati, maka pengguna berisiko tidak akan mengunjungi website Anda lagi.

6 Kiat Cegah Dampak Negatif Keyword Stuffing

Untuk menerapkan optimasi kata kunci yang lebih efektif dan efisien sesuai kaidah SEO, Anda bisa menerapkan kiat-kiat di bawah ini sebagai langkah pencegahan keyword stuffing:

1. Pilih Kata Kunci yang Tepat

Umumnya, praktik penumpukan kata kunci hanya memasukkan kata kunci tanpa peduli relevansinya dengan topik yang sedang dibahas. Maka dari itu, Anda perlu memilih kata kunci yang tepat dan sesuai dengan topik yang akan dibahas. 

Lalu, gunakan kata kunci dengan tingkat kesulitan yang rendah serta memiliki volume pencarian yang tinggi. Jadi, peluang konten masuk halaman pertama Google pun lebih besar.

Untuk membantu Anda menemukan kata kunci yang tepat, manfaatkan alat SEO seperti SEMrush, lalu Ahrefs, kemudian Ubersuggest, sehingga pencarian kata kunci pun jadi lebih mudah dan cepat.

3. Perhatikan Kepadatan Kata Kunci

Biasa dikenal dengan istilah keyword density, faktor ini perlu Anda perhatikan agar persentasenya tidak berlebihan dan berujung jadi penumpukan kata kunci. Adapun keyword density sebaiknya tidak lebih dari 2% dari total jumlah kata pada artikel.

Tetapi, persentase maksimal kepadatan kata kunci bisa berbeda menyesuaikan alat pengukur yang Anda gunakan. Jadi, penting untuk memperhatikan persentase keyword density terlebih dahulu untuk mencegah penumpukan kata kunci. Sebagai saran, Anda dapat mengandalkan alat seperti Yoast SEO.

3. Gunakan LSI Keyword

LSI atau Latent Semantic Indexing merupakan keyword yang frasa atau kata-katanya relevan menurut semantik. Jenis kata kunci LSI akan meningkatkan peluang artikel Anda muncul di halaman pertama Google. 

Selain itu, Google juga bisa mengidentifikasi konten Anda sebagai jawaban pertanyaan dari pengguna. Ini juga akan membantu menaikkan peringkat konten Anda.

4. Tempatkan Kata Kunci di Elemen Tertentu

Tidak hanya di bagian isi konten, Anda pun perlu menempatkan kata kunci dengan wajar pada bagian-bagian tertentu. Setidaknya tempatkan satu kata kunci di elemen berikut ini:

    • Judul 
    • Subjudul 
    • Deskripsi meta
    • Tag judul 
    • Paragraf pertama
    • Paragraf terakhir 
    • Alt image

Ketika Anda menempatkan kata kunci di elemen tersebut, artinya Anda mengirim sinyal yang positif terhadap mesin pencari. 

5. Buat Artikel 500 Kata

Anda bisa menghindari keyword stuffing dengan membuat artikel yang mengandung jumlah kata paling sedikit 500 kata. Jika melebihi itu pun akan lebih baik lagi. Alasannya adalah agar artikel Anda bisa bersaing pada search bar di Google.

Apabila Anda ingin membuat artikel sebanyak 700 hingga 1000 kata, pastikan isinya relevan dan berkualitas. Jadi, ketika Google mengindeks konten tersebut akan menambah nilainya sebagai konten yang bermanfaat bagi yang membacanya.

6. Gunakan Kalimat Ringkas

Hindari bertele-tele dalam menulis artikel dan gunakan bahasa yang ringkas pada kalimatnya. Anda akan terhindar dari pengulangan kata kunci jika menerapkan gaya menulis yang ringkas, sehingga risiko penumpukan pun bisa Anda cegah.

Kalimat yang ringkas akan membantu pembaca memahami isi konten dengan lebih mudah. Sebab, konten fokus membahas topik yang menjadi konteks utama pembahasan. Jadi, isinya lebih mudah dicerna dan diterima, sebab antar kalimat yang satu dengan yang lain relevan dan saling terhubung.

Setelah mengetahui tentang penumpukan kata kunci dan cara mencegahnya, kini Anda dapat mengimplementasikan optimasi yang sesuai kaidah SEO dengan baik. Menggunakan layanan SEO dari Dreambox dapat menjadi langkah yang tepat untuk perkembangan konten website bisnis yang lebih optimal. 

Mulai dari on-page hingga technical SEO, Dreambox punya solusinya untuk Anda. Hubungi kontak kami di sini untuk konsultasi lebih detail terkait optimasi konten yang bebas dari keyword stuffing!

More Insights

Find Similar Blog

Contact Us

Blank Form (#3)
Contact Us fluent_forms