Brand archetype adalah sistem yang digunakan untuk menciptakan identitas brand. Ia berdampak dalam mengerucutkan pilihan posisi brand di pasar.
Branding adalah elemen penting yang menjadi identitas Anda di dunia bisnis. Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas tentang brand archetype, sebuah diagram yang mungkin dapat membantu Anda mengenali atau menciptakan identitas brand Anda.
Baca Juga: Trend Branding 2020: Sustainable Branding untuk Bisnis Masa Kini
Pengertian dan Dampak Brand Archetype
Archetypes dari brand merupakan sistem yang digunakan untuk menciptakan identitas brand. Archetypes ini akan menghasikan aura dari brand yang diturunkan dari satu masa kini ke masa depan.
Tujuan archetype adalah membuat brand dapat merefleksikan kepribadiannya dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah brand akan berhasil di pasar jika karakteristiknya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Jadi, dampak yang dihasilkan dari archetype pada bisnis cukup signifikan, yakni mengerucutkan pilihan posisi brand Anda di pasar yang akan menentukan kesuksesan brand di pasar.
Jenis Archetype yang Anda Perlu Tahu
Pada dasarnya, ada 12 jenis archetype, yang dibagi ke dalam 4 golongan, yaitu Order, Change, Internal, dan External. Namun pada ulasan kali ini, kita akan membahas dua golongan terdepan, yakni order dan change. Berikut uraiannya,
1. Order
Pada golongan ini, archetype-nya adalah The Creator, The Caregiver, dan The Explorer
1. The Creator
Brand archetype ini mengedepankan nilai otentik dan inovatif. Tipe ini memiliki fokus untuk konsisten dalam menciptakan hal baru yang bisa memperkuat ikatan antara brand dengan konsumen.
Dalam hal ini, inovasi adalah kunci agar konsumen selalu menantikan produk baru. Contoh perusahaan dengan tipe ini adalah Apple.
2. The Caregiver
Jika Anda ingin produk Anda memiliki nilai kepedulian terhadap sekitar, maka tipe ini cocok untuk diaplikasikan pada brand Anda. Tipe ini menonjolkan nilai utama pada pelayanan, mengedukasi pelanggan, dan menjaga ikatan. Perusahaan besar dengan tipe ini seperti produsen perlengkapan bayi, Johnson & Johnson.
3. The Explorer
Seperti namanya, tipe ini memiliki hasrat dalam untuk menjelajahi tempat yang baru. Tipe ini tidak takut dengan perubahan instan demi mengikuti permintaan pasar.
Namun demikian, perubahan yang dimaksud tetap harus dalam satu jalur yang sama. Contoh brand besar terkemuka yang menggunakan tipe ini adalah Jeep.
2. Change
Golongan kedua dari archetype ini memiliki tiga tipe, yaitu:
1. The Ruler
Tipe ini memiliki kecenderungan untuk mendominasi. Untuk mencapai posisi dominan, tentunya brand harus memiliki keseimbangan antara tanggung jawab dan pengelolaan.
Biasanya, kesempurnaan menjadi karakter tipe ini. Sebut saja Mercedes-Benz dan Rolex, yang terkenal dengan kelasnya yang premium.
2. The Lover
Tipe ini menggunakan sudut pandang emosional. Keintiman adalah pendekatan yang menjadi nilai brand yang memilih tipe ini. Gunakan tipe ini jika Anda ingin memiliki brand yang penuh inspirasi, seperti yang sudah dilakukan oleh banyak brand fashion dunia, seperti Victoria’s Secret dan Chanel.
3. The Rebel
Tiga elemen pada tipe ini adalah di luar dugaan, mengejutkan, dan merusak pasar. Tipe ini adalah jenis yang berani mengubah arah dan kompetisi pasar.
Tipe ini memiliki esensi untuk menunjukan nilai kehiduan yang sejati. Sebut saja Xiaomi, yang selalu mengejutkan pasar dengan teknologinya yang tinggi namun dengan harga sangat terjangkau, bahkan merusak pasarnya.
Cara Kerja Archetype Dalam Bisnis
Dilihat dari golongan dan tipenya, brand archetype sangat memudahkan Anda dalam memilih karekteristik brand. Memahami tipe brand dalam diagram archetype sangat penting untuk kemajuan bisnis Anda.
Sebab, setiap tipe sudah memiliki karakteristiknya sendiri. Sehingga, pengembangan produknya pun tinggal menyesuaikan saja dengan karakteristik yang dibawa. Dengan begitu, inovasi dan pengembangan dapat dilakukan lebih cepat, karena mengeliminasi faktor-faktor yang tidak penting. Cukup fokus dengan karakteristik intinya saja.
Kemudian, menerapkan tipe brand sesuai karakteristiknya juga memudahkan Anda dalam mengomunikasikan produk. Secara umum, kegiatan marketing dalam bisnis tak lepas dari kelihaian berkomunikasi. Nah, karena archetype merupakan refleksi karakter brand dan konsumen, maka komunikasi antara kedua pihak dapat berjalan lebih baik.
Sederhananya, pengguna jam Rolex pasti senang dengan jenis komunikasi yang resmi. Sementara penggemar Jeep memiliki kepribadian yang lebih terbuka dan lepas. Seperti itulah cara kerja brand archetype untuk kemajuan bisnis Anda. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: 7 City Branding Terbaik di Seluruh Dunia, Bisa Jadi Inspirasi
Ingin mengetahui lebih banyak informasi seputar dunia branding? Kunjungi website Dreambox Branding Agency di sini.