6 Contoh Personal Branding yang Menarik

DATE
READING DURATION
5 Mins
SHARE
Contoh personal branding

Personal branding merupakan suatu proses yang berkaitan dengan reputasi dari suatu bisnis. Tujuannya agar suatu bisnis terlihat lebih menonjol daripada yang lain. Salah satu contoh personal branding adalah altruist

Selain itu, masih ada berbagai contoh dari personal branding lainnya yang bisa Anda pelajari dan gunakan untuk bisnis. Ikuti selengkapnya dalam artikel ini untuk mengetahuinya beserta faktor yang mempengaruhi personal branding.

Faktor yang Mempengaruhi Personal Branding

Apa itu personal branding? Personal branding merupakan proses yang dimulai dari membangun reputasi hingga mengelolanya agar terjaga dengan baik. Reputasi inilah yang dapat memberikan kesan bagi konsumen sehingga bisnis terlihat lebih menonjol daripada yang lainnya.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi personal branding. Berikut penjelasannya.

1. Passion

Passion adalah gairah untuk membangun suatu reputasi pada bisnis. Tanpa adanya passion, Anda tak akan mempunyai keinginan untuk membangun dan mengelolanya sehingga reputasi bisnis pun bisa menjadi berantakan.

2. Integritas

Integritas atau konsistensi merupakan faktor lain yang mempengaruhi personal branding. Dengan adanya integritas, personal branding yang telah Anda bangun bisa tetap terjaga secara konsisten.

3. Kualitas

Personal branding tak hanya dibangun secara asal-asalan saja, namun harus memperhatikan kualitas. Oleh sebab itu, Anda perlu memahami cara membangunnya yang benar. Selain itu, Anda juga perlu mempelajari cara menjaga dan mengelolanya.

Tipe dan Contoh Personal Branding

Ada berbagai tipe dan contoh dari personal branding yang bisa Anda ambil serta terapkan untuk bisnis. Berikut penjelasannya:

1. Contoh Personal Branding Tipe Altruist

Altruist merupakan personal branding yang membuat dirinya menyadari akan komitmennya untuk menolong orang lain.

Biasanya tipe altruist tak hanya melakukan hal-hal untuk dirinya sendiri dengan penuh dedikasi saja, namun juga memperhatikan orang lain beserta hubungannya dengan diri sendiri. Salah satu influencer yang menggunakan personal branding ini adalah Baim Wong.

Personal branding ini cocok untuk produk atau perusahaan yang bergerak di bidang kemanusiaan. Berbagai hal dapat dilakukan untuk membangun personal branding tersebut, seperti turut membantu korban bencana alam dan mengadakan kegiatan sosial lainnya.

2. Contoh Personal Branding, The Selective

Personal branding selanjutnya adalah orang yang selektif. Orang seperti ini akan mengumpulkan berbagai informasi sesuai kebutuhan atau minat audiens. Lalu, informasi tersebut hanya dibagi kepada pihak-pihak tertentu saja. 

Personal branding seperti ini biasanya digunakan oleh bisnis yang mempunyai layanan berbayar. Misalnya adalah layanan streaming musik Spotify. Dengan membayar sejumlah uang, bisnis tersebut akan memberikan informasi eksklusif untuk dinikmati oleh konsumennya.

3. Personal Branding Paling Beda, The Hipster

Hipster merupakan personal branding yang membuat dirinya terasa berbeda daripada orang lain. Personal branding ini menjunjung tinggi individualitas dan melawan arus utama.

Biasanya, orang dengan personal branding ini juga suka mencoba-coba sesuatu sebelum membaginya kepada orang lain. Salah satunya adalah Ria Ricis yang suka mencoba berbagai hal dan memvideokannya untuk dibagikan kepada orang lain. 

Hipster bisa digunakan oleh segala jenis bisnis yang ingin tampil beda dibandingkan bisnis serupa lainnya. Hal ini bisa dimulai dari riset mengenai apa yang disukai oleh target pasar beserta tren saat ini.

4. Contoh Personal Branding Tipe Careerist

Orang dengan personal branding ini akan mengutamakan karirnya di atas berbagai pencapaian pribadi lainnya. Biasanya orang ini akan mempunyai  banyak relasi di bidang profesional, baik secara luring maupun daring seperti di LinkedIn.

Di samping itu, orang-orang seperti ini juga akan berbagi berbagai informasi terkait pekerjaan mereka. Salah satu influencer dengan personal branding ini adalah Vina Muliana yang kerap membagikan berbagai tips tentang kepegawaian.

Salah satu contoh personal branding ini cocok bagi bisnis yang membutuhkan bisnis lainnya. Misalnya adalah agensi dan perusahaan outsourcing. Dengan personal branding ini, konsumen akan lebih yakin dengan profesionalitas yang dimiliki oleh suatu bisnis.

5. Personal Branding Komunitas, The Connector

Sesuai namanya, orang dengan personal branding ini mampu menghubungkan berbagai orang dengan beragam latar belakang yang berbeda. Cara menghubungkannya adalah dengan menggunakan koneksi sehingga membentuk jaringan pertemanan yang luas.

Sang penghubung ini biasanya digunakan di berbagai bisnis yang berkaitan dengan masyarakat luas. Misalnya adalah media sosial Instagram. Selain itu, berbagai produk lain seperti penggalangan dana juga kerap menggunakan personal branding ini. Cara membangunnya harus dilakukan dengan kreatif agar menarik lebih banyak konsumen.

6. Si Pembuat Masalah, Boomerang

Personal branding ini paling dibenci karena hanya membuat masalah di kehidupan. Caranya pun beragam, seperti membuat suatu konten yang hanya menimbulkan kontroversi.

Selain itu konten yang diunggah juga belum tentu benar, namun tetap saja diunggah untuk mengundang reaksi lebih banyak orang. Personal branding seperti ini kerap dimiliki oleh berbagai akun gosip yang kontroversial.

Personal branding seperti ini tak baik untuk dimiliki oleh bisnis apapun. Hal ini disebabkan akan menimbulkan perpecahan. Selain itu, bisnis juga akan tidak disukai oleh para konsumen.

Cara Membangun Personal Branding yang Tepat

Berbagai cara bisa digunakan untuk membangun personal branding dengan tepat. Berikut garis besarnya yang bisa Anda pelajari:

1. Tentukan Personal Branding yang Tepat

Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah menentukan personal branding yang tepat sesuai dengan bisnis. Dengan demikian, personal branding tersebut dapat membantu bisnis agar semakin berkembang.

2. Tentukan Kegiatan yang Akan Dilakukan

Setelah menentukan personal branding yang tepat, berbagai kegiatan perlu disusun untuk membangunnya. Misalnya adalah mengunggah konten terkait personal branding tersebut secara rutin di berbagai media sosial sehingga lebih banyak konsumen yang bisa mengetahuinya.

3. Masukkan Identitas Produk

Jangan lupa untuk memasukkan identitas produk saat membangun personal branding tersebut. Tujuannya agar konsumen selalu ingat bahwa personal branding ini milik produk bisnis Anda. Cara memasukkannya pun perlu diperhatikan agar tak terkesan kasar dan bisa lebih menarik audiens.

4. Konsistensi

Seperti yang telah dibahas dalam faktor sebelumnya, konsistensi adalah hal penting dalam membangun personal branding. Oleh sebab itu, lakukan personal branding secara periodik. Jangan biarkan para konsumen lupa akan personal branding yang Anda bangun.

5. Perhatikan Hal-Hal yang Dilakukan Setelahnya

Bila personal branding telah terbentuk, maka Anda bisa menjaganya dengan memperhatikan hal-hal yang dilakukan selanjutnya. Jangan sampai Anda melakukan hal buruk yang mampu membuat personal branding tersebut runtuh. Jika sudah runtuh, maka para konsumen bisa tak percaya lagi dengan bisnis Anda.

Temukan Strategi Personal Branding Terbaik bersama Dreambox

Personal branding merupakan hal yang penting untuk dibangun. Untuk memudahkan hal tersebut, Anda bisa mengambil salah satu contoh personal branding di atas. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan bantuan dari Dreambox untuk melakukannya agar tidak kebingungan. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, akses laman branding dan kontak kami!

More Insights

Find Similar Blog

Contact Us

Blank Form (#3)
Contact Us fluent_forms