Iklan yang selalu sama dengan konsep serupa tentu akan terasa menjemukan di mata masyarakat. Tujuan iklan adalah untuk mengenalkan produk dan menggaet calon pembeli agar mau membeli, bahkan membantu promosi secara tidak langsung melalui mulut ke mulut.
Tujuan tersebut tidak akan tercapai bila iklan yang dipasang baik melalui media televisi, radio, atau bahkan spanduk di sepanjang jalan tidak lagi dilirik oleh masyarakat. Jangankan melirik, sekadar untuk menyadari keberadaan iklan tersebut saja tidak. Maka dari itu, dibutuhkan satu teknik khusus untuk menjadi jembatan agar iklan tepat sasaran dan mampu meningkatkan penjualan.
Itulah brand storytelling, yaitu pemanfaatan kisah yang mampu menggiring opini publik dan mempengaruhi emosi calon konsumen agar mengenal produknya dan semakin penasaran untuk mencoba. Melalui branding inilah, Anda dapat membawa calon konsumen mengenal merek yang tengah diluncurkan, mengajak pula untuk larut dalam cerita yang diciptakan.
Namun, branding menggunakan cerita tidaklah semudah Anda menulis sebuah karya imajiner. Tentu diperlukan teknik-teknik tertentu yang dapat membantu Anda dalam merangkai branding cerita dengan begitu apik. Di antaranya dengan memanfaatkan kelima rahasia berikut yang sudah digunakan oleh banyak orang.
Baca Juga: Ketahui 4 Tingkatan Dalam Brand Awareness!
1. Gunakan Bahasa yang Sederhana
Sewaktu Anda ingin mem-branding produk melalui cerita, sebaiknya gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Alangkah lebih baik bila menggunakan bahasa sehari-hari yang dipakai oleh masyarakat. Sebisa mungkin hindari memakai bahasa berbelit-belit, terlebih kalimat-kalimat bermakna ganda yang bersifat ilmiah.
Contoh cerita sederhana dalam mem-branding suatu merek adalah film “Sore” milik Tropicana Slim yang mengajarkan tentang hidup sehat. Film yang sederhana akan tetapi mampu memikat pengunjung dan memberikan doktrin secara tidak langsung bila ingin sehat, maka gunakan Tropicana Slim.
2. Sesuaikan dengan Target Audiens
Branding akan dinyatakan berhasil bila tepat sasaran. Maka, sesuaikan kisah yang akan dibuat dengan target audiens dan calon konsumen yang dituju.
Misal, Anda memiliki produk kosmetik yang bersifat ringan dan ditujukan untuk remaja. Maka, usahakan tema cerita yang diangkat pun seputar kehidupan remaja, bukan cerita untuk dewasa.
3. Kisah yang Mampu Memicu Perasaan atau Emosi dari Calon Konsumen
Calon konsumen akan lebih mudah mengingat dan mengenal merk yang Anda bawakan ketika larut dalam kisah yang tertuang dalam iklan. Maka dari itu, usahakan untuk membuat kisah yang mampu membawa emosi konsumen naik turun selama menyaksikan tayangan iklan yang telah Anda buat.
4. Memberikan Narasi yang Berbeda
Narasi pun dapat menjadi daya tarik dalam branding merek ataupun produk yang hendak Anda tawarkan kepada konsumen. Untuk itu, usahakan menciptakan narasi terbaik yang berbeda dari yang lainnya.
Contoh iklan yang tayang di Thailand mengenai salah satu produk handphone. Dalam tayangan yang berdurasi kurang lebih 2 menit, tersaji kisah seorang anak yang menginginkan gadget keluaran terbaru dan orang tua yang menuruti begitu mudahnya. Akan tetapi, sang penjual justru mengingatkan jika si anak boleh memilikinya ketika sudah dewasa.
Narasi tersebut tentu berbeda dari umumnya yang banyak ditemui di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, mampu memberikan pelajaran bagi konsumen dan mengingat dengan baik produk tersebut, bahkan memberikan image begitu baik nantinya.
Baca Juga: Cara Membangun Brand Agar Mudah Dikenal Dan Disukai
Demikian empat rahasia yang bisa Anda gunakan dalam menciptakan brand storytelling terbaik dan meningkatkan penjualan produk Anda. Bila kesusahan dalam membuatnya, jangan ragu untuk menghubungi Dreambox untuk merealisasikan keinginan Anda menampilkan iklan terbaik sesuai konsumen.